DISCLAIMER


I made this widget at MyFlashFetish.com.

Sunday, January 23, 2011

Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin



Judul : Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
Pengarang : Tere-Liye
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit : Juni 2010

"Dia bagai malaikat bagi keluarga kami. Merengkuh aku, adikku, dan ibu dari kehidupan jalanan yang miskin dan nestapa. Memberikan makan, tempat berteduh, sekolah, dan janji masa depan yang lebih baik.

Dia sungguh bagai malaikat bagi keluarga kami. Memberikan kasih sayang, perhatian, dan teladan tanpa mengharap budi sekali pun. Dan lihatlah, aku membalas itu semua dengan membiarkan mekar perasaan ini.

Ibu benar, tak layak aku mencintai malaikat keluarga kami. Tak pantas. Maafkan aku ibu, perasaan kagum, terpesona, atau entahlah itu muncul tak tertahankan bahkan sejak rambutku masih dikepang dua.

Dan sekarang, ketika aku tahu dia boleh jadi tidak pernah menganggapku lebih dari seorang adik yang tidak tahu diri, maka biarlah…. Biarlah aku luruh ke bumi seperti sehelai daun… daun yang tidak pernah membenci angin meski harus terenggutkan dari tangkai pohonnya."

Cerita berawal pada pukul 20.00 di sebuah toko buku. Seorang gadis cantik bernama Tania yang sedang melihat pemandangan sambil mengenang masa lalu. Masa lalunya tak seindah parasnya. Ia masih berusia 11 tahun ketika harus hidup menggelandang menjadi pengamen bersama adik lelakinya, Dede. Hidup di jalanan, tinggal di rumah kardus, dipalak pengamen, naik turun angkutan umum, demi mencari uang. Lupakan tentang sekolah, lupakan tentang belajar, lupakan punya seragam dan sepatu, apalagi makan di restoran, lupakan saja. Dan takdir memang tidak bisa dielak, sosok pemuda baik hati bernama Danar memberi Tania dan keluarganya semua yang mereka butuhkan. Perlahan, kehidupan mereka membaik, mereka bahagia, sang malaikat telah menolong mereka. Namun lagi-lagi takdir tak bisa dielak, ketika Ibunya harus pergi untuk selamanya.

Kisah berlanjut seiring bertambahnya usia Tania. Ia yang harus pergi ke luar negeri untuk melanjutkan sekolah, meninggalkan Dede pada Danar, dan hidup mandiri. Lalu ia mulai mengenal rasa cinta pada malaikat penolongnya. Rasa cinta yang tak pernah bisa disampaikan... yang berakhir pada pukul 21.17 pada hari yang sama.

Saturday, January 1, 2011

INGO (Ingo Tetralogy #1)



Judul : Ingo
Pengarang : Helen Dunmore
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Penerjemah : Rosemary Kesauli

Sapphire dan Conor Trewhella hidup bersama ayah dan ibunya, Matthew dan Jennie, di pinggir pantai. Mereka hidup bahagia sampai suatu ketika Matthew menghilang tanpa jejak. Semua orang mengira ia telah meninggal, namun Sapphire tidak berpikir demikian. Ia percaya ayahnya ada si suatu tempat. Ia teringat kisah putri duyung Zennor yang jatuh cinta pada seorang lelaki, namun ia tak bisa hidup di daratan kering penuh udara.

Suatu hari Sapphire menemukan Conor sedang berduaan dengan seorang gadis misterius berambut panjang di tepi pantai. Keesokan harinya, ketika Conor tak ada di rumah dan tak kunjung pulang, Sapphire segera pergi ke pantai. Ia berasumsi kakaknya sedang berduaan dengan gadis misterius tersebut. Namun ia tak menemukan Conor di pantai. Ia malah bertemu dengan seorang laki-laki yang seumuran dengannya yang bernama Faro. Faro memiliki ekor seperti ikan sebagai pengganti kaki, seperti putri duyung. Namun Faro menyangkal bahwa ia bukan putri duyung. Ia adalah kaum Mer yang hidup di Ingo, dunia bawah laut yang penuh pesona. Ia mengajak Sapphire untuk mengunjungi Ingo. Ia berjanji akan mengantarkan Sapphire pada kakaknya yang juga berada di Ingo bersama Elvira, kakak perempuan Faro.

Maka Sapphire pun pergi mengikuti Faro menjelajahi dunia ajaib di bawah laut, dunia yang belum pernah diketahui oleh Sapphire. Bahkan ia mampu tidak bernafas dalam air, suatu kemampuan yang menurut Faro dimiliki oleh Sapphire sebagai keturunan Mathew Trewhella, yang juga keturunan kaum Mer. Kesenangan akan petualangan baru hampir membuat Sapphire melupakan tujuannya semula yaitu mencari Connor. Namun saat ia akhirnya memutuskan kembali ke permukaaan laut menuju pantai, ia justru menjumpai Connor sedang gelisah menanti dirinya pantai. Ternyata Sapphire telah menghilang selama hampir 24 jam penuh, padahal ia merasa hanya sebentar bersama Faro. Connor memperingatkan akan bahaya dunia yang dijalani oleh kaum Mer sangat berbeda dengan dunia manusia, dan Sapphire dilarang untuk kembali mendekati lautan.

Namun Sapphire yakin ayahnya pergi ke Ingo. Dan inilah satu-satunya kesempatan untuk menemukan ayahnya.
 
my own world, my own life, my own way Blogger Template by Ipietoon Blogger Template