DISCLAIMER


I made this widget at MyFlashFetish.com.

Monday, August 2, 2010

TINTENHERZ (Inkworld Trilogy #1)


Judul : Inkheart
Judul Asli : Tintenherz (Inkworld Trilogy #1)
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Penerjemah : Dinyah Latuconsina

Malam itu si kecil Meggie tak dapat melupakan saat ayahnya—Mortimer, yang biasa ia panggil ‘Mo’—mengundang masuk sosok asing bernama Staubfinger. Staubfinger datang bagaikan kenalan lama namun Meggie tak mampu mengenyahkan perasaan bahwa kedatangannya hanya akan menimbulkan masalah bagi mereka. Lewat pembicaraan mereka, kedatangan Staubfinger memberikan peringatan pada Mo bahwa Capricorn akan segera datang menemui Mo guna menagih janji. Mo meminta waktu untuk berpikir & menjanjikan jawaban besok siang.

Esoknya, Meggie, Mo, dan Staubfinger pergi ke kediaman Elinor—bibi ibu Meggie—dengan alasan merestorasi buku-buku Elinor. Meskipun mereka sering melakukan perjalanan jauh, Meggie mencurigai percakapan semalam ada kaitannya dengan kepergian yang memdadak ini. Baru sekali itu Meggie mendapati Mo menyimpan suatu rahasia terhadap dirinya, hanya sekelumit tambahan informasi yang diperoleh lewat Staubfinger bahwa Capricorn adalah makhluk mengerikan yang senang menyiksa makhluk lain dan jika ia menginginkan sesuatu maka keinginan itu harus segera terpenuhi dengan cara apapun. Dan Mo memiliki sesuatu yang diinginkan oleh Capricorn—yaitu sebuah buku berjudul ‘Tintenherz’ yang diam-diam disembunyikan oleh Mo. Yang Meggie ketahui hanyalah Mo tidak akan menyerahkan buku tersebut, terbukti sekarang mereka ‘melarikan diri’ terlepas dari apapun alasan Mo.

Kediaman Elinor sangat besar dan luas. Namun yang membuat Meggie terpana adalah isinya—setiap ruangan dipenuhi dengan buku-buku beraneka macam memenuhi tembok dan sudut ruangan. Kedatangan Mo dengan alasan melakukan pekerjaan menjilid & merestorasi buku-buku seakan benar-benar menjadi kenyataan. Dan Meggie mulai menikmati tinggal di tempat dimana segala macam buku tersedia. Meggie-pun mulai menjalin hubungan lebih erat dengan Staubfinger didampingi peliharaannya seekor musang bertanduk bernama Gwin.

Namun ada pengkhianat yang melaporkan keberadaan mereka. Maka tak lama kemudian, muncullah kawanan anak buah Capricorn dan mereka memiliki satu tujuan : membawa Mo beserta buku yang disembunyikan ke hadapan Capricorn. Meggie hampir saja ketahuan jika saja tidak ditahan oleh Elinor. Maka malam pun menjadi saksi jeritan pilu gadis cilik yang menyaksikan ayahnya menghilang di kegelapan malam.

Elinor meyakinkan Meggie agar tinggal untuk sementara. Maka tak ada yang dapat dilakukan selain beristirahat & memikirkan rencana baru keesokkan harinya. Namun Meggie sudah bertekad untuk pergi mencari Mo. Setelah berkemas-kemas secara diam-diam, Meggie mendatangi kamar Elinor guna meninggalkan surat berisi pesan kepada Elinor—namun  belum sempat surat tersebut diletakkan, matanya terbelalak melihat buku di pangkuan Elinor yang tertidur—buku Tintenherz yang seharusnya dibawa oleh Mo kepada Capricorn. Teriakan Meggie membangunkan Elinor yang langsung menerima caci-maki Meggie. Elinor mengatakan bahwa sebenarnya hanya ingin ‘meminjam’ buku tersebut & membacanya tanpa diganggu, maka Elinor menukar isi bungkusan buku Tintenherz dengan buku lain tanpa sepengetahuan Mo. Di satu sisi, buku itu untuk sementara selamat dari tangan Capricorn, namun Meggie mencemaskan keselamatan Mo apabila Capricorn mengetahui bahwa buku yang dibawa bukanlah Tintenherz.

Saat pagi menjelang, Staubfinger yang menghilang malam saat kejadian penangkapan Mo, muncul menjumpai Meggie & mengatakan bahwa ia dapat mengantarkan Meggie ketempat Capricorn karena malam tersebut ia telah mengikuti anak buah Capricorn yang menangkap Mo. Elinor yang tak pernah mempercayai Staubfinger bersikeras ikut guna mengawal Meggie & mengamankan buku Tintenherz. Karena tak ada yang mau mengalah, maka akhirnya mereka bersama-sama berangkat menuju kediaman Capricorn.

Setelah melalui perjalanan panjang, akhirnya tibalah mereka di kediaman Capricorn. Rencana awal Elinor yang hendak bernegosiasi tidak berjalan dengan baik, karena sebagaimana pernah dikatakan oleh Staubfinger, apa yang diinginkan oleh Capricorn akan didapat dengan cara apa pun—maka keadaan berbalik dan Meggie serta Elinor justru turut menjadi tawanan bersama dengan Mo, dan semuanya terjadi akibat pengkhianatan Staubfinger.

Sekian lama Meggie ingin mengetahui rahasia yang disembunyikan oleh Mo berkaitan dengan buku Tintenherz tersebut, dan sekarang di dalam penjara bawah tanah, Meggie mendengarkan kisah tentang Tintenherz untuk pertama kalinya. Kisah dimulai saat Meggie baru saja berusia tiga tahun, ayah & ibunya merayakan ulang tahun putri mereka dengan penuh kebahagiaan. Telah menjadi kebiasaan bagi Mo untuk membacakan kisah dari buku-buku yang dibawanya pulang kepada istrinya, dan pada malam itu ibu Meggie memilih buku Tintenherz untuk dibacakan oleh Mo. Sesaat mereka seakan terbenam dalam kisah buku tersebut, hingga saat Mo mulai membaca bab tujuh, terjadi sesuatu yang tak dapat dijelaskan. Secara tiba-tiba dalam ruangan tersebut muncul Capricorn, Basta dan Staubfinger—mereka muncul dari dalam kisah buku Tintenherz dan sebagai gantinya ibu Meggie beserta dua ekor kucing yang sedang dipangkunya lenyap tanpa jejak, masuk ke dalam kisah Tintenherz. Berbagai cara dilakukan oleh Mo termasuk membaca terus Tintenherz berulang-ulang hingga suaranya serak, namun tetap tidak dapat mengembalikan istrinya.

Sekarang Capricorn menginginkan Mo untuk membacakan sebuah buku agar sesuatu dapat muncul dari buku tersebut. Maka muncullah Tinker Bell dari buku Peter Pan, Farid dari Seribu Satu Malam, bahkan prajurit timah. Namun, apa yang diinginkan Capricorn dari buku yang akan dibacakan oleh Mo? Tak lain dan tak bukan adalah Sang Bayangan, makhluk yang akan membunuh semua musuh Capricorn. Masalah semakin rumit ketika Meggie ternyata memilik kemampuan yang sama seperti ayahnya!

0 comments:

Post a Comment

 
my own world, my own life, my own way Blogger Template by Ipietoon Blogger Template